Hanya saja, tenggat waktu untuk menyicil uang tunggakan dirasa terlalu singkat. Mereka hanya diberi waktu selama tiga tahun.
Salah seorang penghuni rusun Bidara Cina, Sobari (68), harus membayar tunggakan senilai Rp24 juta yang sudah termasuk bunga lima persen. Artinya, Sobari harus membayarkan sekira Rp 600 ribu hingga Rp700 ribu per bulannya.
Sobari sudah mengonfirmasi kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta sejak kemarin bahwa ia memiliki tunggakan yang belum dilunasi. Ia mengajak serta sekitar 20 orang penghuni rusun untuk mendatangi Dinas Perumahan DKI.
Namun setelah mendapat kepastian jumlah tunggakan, Sobari menjadi resah. "Kalau saya pikir-pikir dulu karena (biaya hidup) pas-pasan," kata Sobari saat ditemui di Rusun Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 28 Maret 2017
Sobari yang membuka bisnis foto copy kecil-kecilan di dalam rusun merasa jumlah cicilan terlalu besar. Ia berharap jumlah bunga bisa diturunkan.
"Kalau bisa dikurangi bunga 2,5 persen lah, kalau segitu saya sanggup. Tapi katanya sudah harga mati," ungkap Sobari.
Keresahan yang dirasakan Sobari juga dialami Juwanta (67). Tetangga Sobari ini mesti menyicil tunggakan senilai Rp15 juta.
Meski lebih ringan dari Sobari, Juwanta tetap merasa terbebani. Sebab selain usianya yang senja, ia pun tak bekerja.
"Saya kan sudah enggak kerja, tangan saja sudah begini," kata Juwanta sambil menunjukkan tangannya yang bergetar.
Juwanta juga memohon keringanan supaya waktu cicilan diperpanjang. Namun jawaban dari Dinas Perumahan DKI kurang memuaskan. "Jawabnya, 'kalau lama-lama keburu rubuh rumahnya'," ungkap Juwanta. *** Samuel Art.