SJO PURWAKARTA. Keberadaan seni ketangkasan Domba di Purwakarta cukup populer di masyarakat. Ini tak lepas dari peran Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Cabang Purwakarta, yang giat melestarikan seni ketangkasan Domba dengan menggelar berbagai kegiatan dan even secara rutin.
Baru baru ini, HPDKI menggelar Turnamen seni ketangkasan Domba di Pamidangan (Arena) Langgeng Anom, Kampung Sempurnunggal Desa Linggasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta.
"Istilah tangkas lebih diarahkan pada seninya bukan pada tangkasnya. Penilaian lebih dititikberatkan pada adeg-adeg (postur, jingjingan, ules, warna bulu, corak atau motif bulu), keindahan pengambilan ancang-ancang, pola serangan atau teknik gedugan (pukulan), teknik menghindar, dan hal-hal lain yang menyangkut estetika," ujar H Nazaruddien Latief Pemilik Pamidangan Langgeng Anom, di lokasi arena ketangkasan Domba, Senin (9/1).
Turnamen seni ketangkasan Domba ini, kata Latief, biasanya digelar dua hari pada akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu.
"Sedikitnya diikuti 150 pasang domba mulai pukul 08.00 dampai dengan 17.00," kata Latief.
Dijelaskannya, seni ketangkasan Domba ini lebih mengacu pada berat dan pengalaman berlaga domba. Karena di dalam turnamen ini dibagi 3 kelas, yakni kelas A, B, dan C.
"Turnamen kelas B dan C kita gelar pada Sabtu, sedangkan Minggu khusus untuk kelas A. Ada pun untuk jurinya langsung kita datangkan dari HPDKI Pusat agar lebih fair," ujar latief.
Turnamen seni ketangkasan Domba sendiri ada empat jenis, yakni Ngaben, Doorprize, Lakbar, dan Kontes.
"Ngaben bertujuan untuk melatih domba pemula. Sedangkan Doorprize menyaring domba yang mampu melakukan 20 gedugan. Kemudian, domba yang sukses melakukan 20 gedugan namanya akan ditulis pada kertas dan dikocok. Nama domba yang keluar dari kocokan tersebutlah yang dinyatakan pemenang Doorprize," katanya.
Sementara Lakbar khusus bagi domba yang sudah berpengalaman.
"Saat di arena, domba masih boleh dipegang bobotoh atau orang yang dipercayakan melatih dan mendampingi domba di arena," ujar Latief.
Ada pun Kontes, sambung Latief, adalah turnamen sesungguhnya. Di mana domba harus memenuhi penilaian estetika sepenuhnya.
"Pada saat memasuki arena, domba tak disertai bobotoh. Jadi dombanya sudah siap, sudah benar-benar berpengalaman," kata dia.
Secara khusus Latief berpesan, Seni ketangkasan Domba akan terus langgeng apabila benar-benar dijadikan hobi.
"Jangan sampai mengikuti turnamen karena alasan untuk berbisnis. Ini sudah jauh menyimpang dari nilai seni pada Domba Tangkas," pungkasnya. (DeR)