Kecamatan Krucil Tingkatkan Komoditi Perkebunan

Penulis : Hendra
Kamis 26 Oktober 2017

Probolinggo,KraksaanOnline.com - Kecamatan Krucil boleh dibilang sedang berbenah, modifikasi dan pengembangan pada beberapa komoditi penunjang perekonomian masyarakatnya seperti perkebunan, peternakan, wisata alam dan budaya diharapkan dapat mensupport pertumbuhan ekonomi kreatif warga masyarakatnya.

Adanya beberapa Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo serta petugas pendamping kelompok tani yang kompeten cukup memberikan kontribusi melalui pembinaan tata usaha pertanian dan perkebunan.

Rudy Trisnadi salah satu petugas pendamping dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) RI mengemukakan bahwa pihaknya kini bersama PPL setempat sedang membina kelompok tani Maju Makmur 8 Desa Guyangan dalam mengembangkan tanaman lada/merica yang harga jualnya cukup fantastis itu.

Menurut Rudy, tanaman lada sangat cocok ditanam di wilayah Kecamatan Krucil, karena lada bisa hidup minimal di ketinggian 300 mdpl dan memiliki curah hujan sebanyak 3000-5000 mm per tahun.

"Bibit lada ini sejatinya sudah ada sejak 7 tahun yang lalu di pusat perkebunan Ayerdingin Desa Kertosuko. Kemudian PPL dan beberapa petani mengawali untuk budidaya lada ini di Desa Guyangan. Alhamdulillah seluas 3 hektar telah berhasil produksi tiap tahunnya," ungkap Rudy mengawali ceritanya.

Lebih lanjut Rudy mengutarakan bahwa hasil dari panen lada ini ternyata sangat menggiurkan dimana per kilogram lada kering ini dihargai Rp 125.000-150.000 oleh tengkulak yang selalu siap menerima hasil panen warga setempat. Atas dasar inilah akhirnya 25 orang anggota kelompok tani Maju Makmur 8 bersama-sama untuk mengembangkan tanaman lada ini melalui Program Petani Mandiri.

"Alhamdulillah kelompok tani Maju Makmur sangat antusias dengan program ini dan dengan secara swadaya mereka membuat pembibitan lada di masing-masing halaman rumahnya," kata Rudy.

Seiring waktu berjalan, sedikitnya seluas 20 hektar kebun warga kini mulai ditanami bibit lada. Dengan pola tanam tumpang sari pada kebun sengon, alpukat, nangka dan kopi yang dimiliki poktan Maju Makmur 8 itu. "InsyaAllah di tahun 2018 nanti Kecamatan Krucil akan menghasilkan lada yang cukup besar. Mudah-mudahan hal ini akan menambah penghasilan petani sehingga mereka akan lebih mandiri ke depan," tandasnya.

Sementara Munali, PPL DKPP yang sejak 2009 bertugas di Kecamatan Krucil itu memang ingin mengembalikan cerita indah Kecamatan Krucil. Dimana pada tahun 1990-an Kecamatan Krucil sering menjadi jujukan dari berbagai daerah dan pusat penelitian untuk melakukan studi banding dalam hal potensi perkebunan yang dimiliki Kecamatan Krucil.

"Upaya kami yang sudah cukup berhasil adalah pengembangan kopi arabika yang kini telah tersebar seluas 100 hektar lebih di seluruh wilayah Kecamatan Krucil. Mudah-mudahan pengembangan tanaman lada ini juga bisa menambah penghasilan warga masyarakat," ungkap pria kelahiran Leces ini.

Selanjutnya Munali berharap agar gerakan budidaya lada ini juga diikuti oleh petani lainnya, mengingat lada adalah tanaman merambat yang cukup mudah penanganannya. Selain itu lanjutnya, lada bisa di tumpang sari dengan tanaman lain yang sebelumnya sudah ada di kebun, seperti nangka, kopi, sengon dan alpukat sebagai media panjatan bagi tanaman lada yang sudah mulai tumbuh dan menjalar.

Biasanya lada mulai bisa dipanen pada bulan September-Oktober setelah berumur 2 tahun. Tentu hal ini akan menambah pendapatan warga selain dari pendapatan buah alpukat pada bulan Desember-Januari dan durian pada bulan Maret-Mei," jelas Munali.

Dengan adanya pendapatan yang variatif ini serta pendampingan yang konsisten dari pihak terkait terhadap petani/pekebun, Munali berharap ke depan masyarakat Krucil akan lebih makmur dan diikuti dengan tumbuhnya tingkat perekonomian masyarakat. (dra)


//
Editor : fir

Subscribe to receive free email updates: