Penulis : Hesthiyono S Adhi
Senin 05 Juni 2017
Kraksaan-Online.com - Rumah bercat putih itu terlihat menyendiri di selatan lapangan sepakbola. Tidak ada tetangga terdekat di kanan kirinya. Hanya sawah dan pekarangan yang terhampar disekililingnya. Hari ini (5/6/2017), penulis sengaja mendatangi rumah tersebut untuk bertemu si empunya rumah.
"Mari masuk Mas, saya keluar sebentar aja mau lihat harga barang. Sebentar aja Mas," sapanya.
Setelah beberapa saat menunggu, dari dalam rumah muncul seorang bapak sepuh meminta kami masuk. Beliau adalah ayah dari Yogi. Tak berapa lama, Yogi datang dari menyelesaikan keperluannya. "Maaf, menunggu agak lama," sapanya kemudian.
Rachmad Yogi S., begitu nama lengkap pemberian orang tuanya, pemuda tegap dengan tinggi sedang. Pemuda yang semenjak kecil hingga sekolah menengah kejuruan tinggal di Kota Probolinggo ini, mulai pindah ke desa Karanganyar Paiton Kab. Probolinggo sejak lulus dari SMKN 2 Probolinggo.
"Saya tinggal disini ikut ayah, Mas," ungkapnya memulai pembicaraan. Setelah pindah dari Kota Probolinggo itulah hobinya berkebun dimulai. Tahun 2010, dirinya mengikuti seleksi magang ke Jepang yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian.
Setelah mengikuti seleksi yang melelahkan (lebih kurang 1 tahun), dirinya bersama 1 orang peserta dari Pasuruan, dinyatakan lolos seleksi. Tahun 2011 dirinya mulai mengikuti program magang selama 1 tahun. Adapun kegiatan magang yang diikutinya seputar pertanian organik, terdiri dari sayur dan buah. Tanaman dari dataran tinggi yang bisa dikembangkan di dataran rendah.
Sepulang dari magang sekira tahun 2012, ilmu yang dia peroleh dari Jepang mulai disebarkan ke masyarakat. Bersama pihak CSR PT. IPMOMI Paiton, saat ini dirinya membina 11 desa di wilayah Kecamatan Paiton dan sekitarnya (Desa Karanganyar, Bhinor, Sumberejo, Sumberanyar, Pondok Kelor, Taman, Paiton, Sukodadi, Plampang, Randu Tatah, dan Kotaanyar) dalam program Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Sistem KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari).
"Agar ilmu saya terus terasah, akan saya sumbangkan ke masyarakat, Mas," kata pemuda 31 tahun itu. Ya, dirinya memang bertekad akan terus menyebarkan "virus" budidaya tanaman organik ke seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo.
Dirinya juga siap digandeng oleh pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip Kabupaten Probolinggo) untuk memberikan pelatihan maupun workshop seputar dunia yang dia geluti, tanpa pamrih apapun. "Alloh tidak sare Mas. Rejeki sudah diatur-Nya," lanjut lelaki yang sampai sekarang masih betah membujang itu.
Dalam waktu dekat ini, dirinya dan Perpusda akan bekerjasama dalam rangka mensosialisasikan tanaman organik bagi 5 desa perpusdes binaan Dispersip Kabupaten Probolinggo (Desa Alasnyiur, Sumberan, Bago, Krejengan dan Gading Wetan). Tapi tidak menutup kemungkinan, desa lain yang ingin bergabung dipersilahkan. "Tempat tinggal saya ini juga saya sebut perpustakaan. Karena bisa memberikan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat," pungkasnya.
Prestasi yang pernah ditorehkannya:
1. Tahun 2015, Juara 1 Nasional pemuda pelopor bidang pangan.
2. Tahun 2016, mewakili Indonesia dalam ASEAN Seminar Approach Toward Farm Acreditation and Sustainable Agriculture di Selangor Malaysia.
Perpustakaan tidak lagi terbatas hanya sebagai tempat untuk membaca dan meminjam buku saja, tetapi Perpusda Kabupaten Probolinggo telah bertransformasi menjadi sebuah pusat informasi, belajar, dan berkegiatan bagi masyarakat. Bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo yang berminat mengikuti sosialisasi dan pelatihan Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Sistem KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) ini, silahkan daftarkan diri Anda kepada Mas Dimas Panji Kasih Anggoro (SMS/WA 082336694880) atau Mbak Desy (SMS/WA 085259743498). Tanpa dipungut biaya (GRATIS)