KECEMASAN BERDAMPAK TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA REMAJA

Penulis : Desy Ayu Permata Sari
Senin 05 Juni 2017



Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan biologis, psikologis dan sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial). Manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan utuh dari unsur badan, jiwa, sosial, tidak hanya segi penyakit tetapi pada peningkatan kualitas hidup, terdari dari kesejahteraan badan, jiwa dan produktivitas secara sosial ekonomi. Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada masa remaja dengan berbagai stresor yang ada, dapat timbul berbagai kondisi negatif seperti cemas, depresi, bahkan memicu munculnya gangguan psikotik. Kesehatan jiwa remaja merupakan hal penting dalam menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondusif dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa yang tidak ternilai.

Selama ini orang tua tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu dibantu. Orang tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik di antara keduanya. Adanya konflik yang berlarut menjadi stresor bagi remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan fisik, psikotik, sosial, dan pendidikan.

Masalah yang sering timbul pada remaja adalah kecemasan. Kecemasan adalah keadaan dimana individu mengalami ketidaknyamanan dan sering dialami oleh seluruh makhluk hidup. Kecemasan merupakan istilah yang akrab dengan kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah yang tidak menentu, takut, tidak tentram, kadang-kadang suka disertai keluhan fisik seperti, tubuh gemetar, keringat berlebih, detak jantung cepat, sesak nafas, anggota tubuh menjadi dingin, pucat, dan susah tidur. Tetapi setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stresor yang diterima pada masing-masing individu, tergantung dari tingkat kecemasan individu.

Ada beberapa tingkat kecemasan mulai dari ringan, sedang, berat dan tingkat panik. Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui. Kecemasan juga dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan merasa lebih cemas. Individu yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk, dan merasa kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Sistem motorik merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.

Penatalaksanaan yang dapat orang tua lakukan pada remaja yang mengalami gangguan kecemasan seperti, bina hubungan saling percaya, bantu remaja untuk mengidentifikasi dan mengurangi perasaannya, bantu remaja menjelaskan situasi yang menimbulkan kecemasan, bantu remaja mengenal penyebab kecemasan, tunjukkan sifat yang tenang, batasi interaksi dengan lingkungan untuk mengurangi rangsangan yang menimbulkan kecemasan, dan ajari remaja teknik nafas dalam untuk mengurangi kecemasan.

Desy Ayu Permata Sari
201510420311128
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang







Subscribe to receive free email updates: