Penulis : Miftah
Selasa 06 Juni 2017
Kraksaan-Online.com - Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti "mengalirkan atau mengalihkan" (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin.
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi kurang efektif. Penyandang diabetes melitus keluhannya sangat bervariasi, dari tanpa keluhan sama sekali, sampai keluhan khas diabetes melitusseperti tersebut diatas. Penyandang diabetes melitus sering pula datang dengan keluhan akibat komplikasi seperti kebas, kesemutan akibat komplikasi saraf, gatal dan keputihan akibat rentan infeksi jamur pada kulit dan daerah khusus, serta adapula yang datang akibat luka yang lama sembuh tidak sembuh. Salah satu penyebab diabetes adalah pola makan yang berlebih glukosa. Misalnya, terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat. Nasi, salah satu sumber karbohidrat, mengandung glukosa dalam jumlah banyak. Indonesia, dengan makanan pokok utamanya nasi, menduduki posisi keempat dalam hal penderita diabetes terbanyak di dunia. Beberapa makanan lain khas Indonesia seperti dodol dan manisan juga mengandung banyak glukosa. Beberapa panganan manis dari luar negeri seperti roti, puding, dan sirup juga dapat merupakan salah satu penyebab keberadaan penyakit mematikan ini.
Biasanya makanan-makanan yang tinggi kalori meningkatkan kadar gula darah yang signifikan. Sehingga pada penderita diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2 harus melakukan program diet gula rendah kalori untuk mengatasi kadar gula darah mereka yang berlebihan sehingga gejala-gejala nya pun dapat di minimalkan.
Saat ini, penggunaan pemanis berbahan dasar selain tebu marak di kalangan penderita diabetes. Gula non-tebu ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya bahwa gula non-tebu memiliki kalori yang lebih rendah, bahkan sampai kadang tanpa kalori sehingga mengurangi risiko peningkatan kadar gula darah. Pemanis berbahan dasar kimia sendiri memiliki beberapa kekurangan, diantaranya dapat memicu rasa serik (gatal di kerongkongan) hingga risiko kanker kandung kemih yang akan dibahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Karena itulah, tren penggunaan pemanis alternatif saat ini mulai bergeser pada pemanis alternatif berbahan alami, yaitu gula stevia
Stevia rebaudiana, atau hanya stevia, adalah tanaman ditemukan di Amerika Selatan yang telah digunakan sebagai pemanis oleh Indian Paraguay Guaran selama berabad-abad. Gula stevia mempunyai tingkat kemanisan 200-300 kali kemaniasan dari pemanis yang berasal dari gula tebu, berkalori rendah, tidak menganggu rasa minuman sirop, relatif tidak berbahaya karena tidak mengandung zat yang bersifat karsinogenik dan telah dipasarkan dijepang,Taiwan dan Korea
Rasa manis ini dihasilkan dari daun tanaman stevia tersebut yang disebabkan adanya kandungan Glikoside dalam daun stevia tersebut. Glikoside ini merupakan suatu senyawa yang terdiri dari gula dan bukan gula ( aglukon ). Bila gulanya itu glukose maka glikoside tersebut disebut Glukoside. Biasanya selain glukose ada Fruktose, ribose dan manose. Daun stevia mempunyai kandungan steviosida 10-12 % dan rebaudiosida 2-3 %. Selain mengandung glikosida, juga mengandung protein, serat, karbohidrat, mineral, vitamin A, vitamin C dan 53 komponen lainnya dan rendah kalori yang dimana sangat cocok untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena aman dan tidak meningkatkan kadar gula darah.
Cara membuat gula dari daun stevia ini pun cukup mudah, hanya dengan mencampurkan daun ke minuman seperti teh sudah dapat merasakan rasa manisnya stevia tanpa harus menghawatirkan kadar gula darah, serta dapat juga mengambil ekstrak daun stevia dengan cara merendam daun stevia ini di air panas, setelah ditunggu beberapa saat daun bisa diangkat dan air rendaman itulah yang bisa digunakan untuk gula alternatif bagi penderita diabetes tanpa harus diet rendah gula.
Miftah
201510420311105
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang