Direktur Jenderal Pemasyarakatan, I Wayan Kusmiantha Dusak, memperingati Nuzulul Qur'an sembari meresmikan Pesantren Da'arus Syifa bersama Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta, Senin (12/6). |
Jakarta-Direktur Jenderal Pemasyarakatan, I Wayan Kusmiantha Dusak, memperingati Nuzulul Qur'an sembari meresmikan Pesantren Da'arus Syifa di Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta. I Wayan dalam kata sambutannya mengajak Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjadikan Al-Qur'an sebagai landasan moral, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
"Mari kita jadikan Al-Qur'an sebagai pembeda antara yang haq danbathil. Al-Qur'an memberi tuntunan menjauhkan diri dari kejahatan dan kemungkaran," ujarnya, Senin (12/6).
Dia melanjutkan bila nilai-nilai di dalam Al-Qur'an diamalkan dengan baik. Umat Islam akan menjadi manusia yang berkualitas, berada pada tatanan sosial yang adil, selalu menjalankan ritual untuk membangun spiritual, dan selalu bekerja secara profesional. Warga Binaan Pemasyarakatan diajak untuk membangun nilai, sikap, dan perilaku yang baik, guna membangun kualitas diri yang unggul dan mulia.
"Karena setiap apa pun yang kita lakukan, selalu berangkat dari pikiran-pikiran yang jernih dan logis," tuturnya.
I Wayan menyampaikan kepada para WBP bahwa bangsa yang majemuk perlu memiliki rasa kerukunan dan toleransi. Sebab sebagai anak bangsa di Indonesia telah mengikrarkan diri menjadi Bhineka Tunggal Ika atau walau berbeda-beda tetap satu jua. Nuzulul Qur'an ini momen meningkatkan kebersamaan, persatuan, dan kesetiakawanan sosial kepada sesama muslim di berbagai belahan dunia.
"Mari berikan dukungan doa dan kepedulian kemanusiaan kepada saudara-saudara muslim di Palestina, Suriah, dan komunitas muslim Rohingya di Myanmar," ucapnya.
Disela-sela memperingati Nuzulul Qur'an bersama WBP di Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta, I Wayan Dusak, juga meresmikan Pesantren Da'arus Syifa yang berada di dalam Lapas. Menurutnya kegiatan pendidikan pesantren bagi WBP dapat berkembang selaras dengan dinamika sebagai salah satu varian pembangunan kerangka Pemasyarakatan.
"Pesantren diharapkan mampu menjadi alternatif wahana pembinaan yang berpusat pada pendidikan formal. Sekaligus sebagai pusat pengembangan yang berorientasi pada nilai keagamaan," ujarnya menjelaskan.
Menurutnya pembinaan model pesantren di Pemasyarakatan pada Ramadhan 1438 H kali ini cenderung kian meningkat. Dan berharap dipertahankan sekaligus ditingkatkan supaya menjadi motivasi bagi Lapas di seluruh Indonesia. Metode pembinaan pesantren adalah solusi alternatif yang efektif kepada WBP yang mengalami keterbelakangan dan krisis sosial keagamaan.
"Saya berharap dengan diresmikannya Pesantren Da'arus Syifa dapat menjadi wahana alternatif pembinaan yang tepat guna dan berhasil guna memberikan bekal hidup WBP ketika kembali ke tengah masyarakat," ujar I Wayan sembari mengucap Bismillahirohmanirrohim