Dari tiga korban, satu dinyatakan tewas dan dua lainnya mengalami luka parah.
"Senjata mesin digunakan untuk menembaki polisi, (itu) senjata perang," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Pierre-Henry Brandet, kepada para wartawan.
Brandet mengatakan penembakan terjadi tak lama setelah pukul 21.00 waktu setempat ketika sebuah mobil berhenti di samping sebuah mobil polisi. Seorang sumber di kepolisian mengatakan tembakan juga terjadi di lokasi lainnya di dekat tempat insiden.
"Seorang pria cepat-cepat keluar (dari mobilnya) dan melakukan tembakan ke arah mobil polisi tersebut, melukai seorang polisi sampai meninggal. Ia juga melukai polisi kedua, (lukanya) kemungkinan sangat parah," ujar Brandet seperti dilansir Reuters, Jumat 21 April 2017.
Sementara itu, pelaku ditembak mati setelah melancarkan aksinya. Jati diri penyerang, yang juga tewas, belum bisa dipastikan, kata Brandet.
Ia mengatakam bahwa kemungkinan serangan teroris di negaranya masih besar, apalagi beberapa hari menjelang pelaksanaan pemilihan presiden Prancis.
Prancis sejak 2015 berada di bawah status darurat dan telah mengalami serentetan serangan oleh kalangan garis keras, yang menewaskan lebih dari 230 orang dalam dua tahun terakhir.
Sebelumnya pada awal pekan ini, dua pria di Marseille ditangkap. Kepolisian mengatakan keduanya telah merencanakan untuk melakukan serangan menjelang pemilihan.*** Inneke.