Kapolda Jabar Silahturahmi Ulama di Ponpes Al Muhajirin


SJO PURWAKARTA. Kapolda Jawa Barat (Jabar) Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi (Pol) Dr H Anton Charliyan MPKN bersilaturahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al Muhajirin, Kamis (6/4).

Dalam kunjungan tersebut, Kapolda menyerahkan 750 paket sembako yang akan dibagikan kepada anak yatim dan kaum duafa. Khusus kepada Ponpes Al Muhajirin, Kapolda menyerahkan cenderamata berupa senjata khas Sunda, Kujang.

Kedatangan Kapolda beserta rombongan diterima Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Al Muhajirin KH Marfu Muhyidin Ilyas MA.

Kunjungan ke pesantren ini dalam rangka silaturahmi, khususnya antara polisi dengan para ulama. Karena ulama adalah salah satu tokoh masyarakat yang memiliki peran dan pengaruh besar di Jawa Barat, kata Kapolda dalam sambutannya

Dirinya menilai, Jabar merupakan daerah religius sehingga ia menyambangi sejumlah pondok pesantren di Jabar. Sehari sebelumnya, ia menyambangi pesantren di Kabupaten Karawang.

"Kunjungan ini tidak ada maksud apa pun, hanya ingin bersilaturahmi. Termasuk soal keamanan dan kondusivitas di Jabar sebagai langkah preventif karena dengan mengunjungi para tokoh masyarakat merupakan salah satu langkah preventif," ujarnya.

Kapolda menyebutkan, polisi tidak bisa bekerja sendiri terlebih dalam menghadapi ancaman ideologi bangsa. Terlebih, sekarang ini banyak yang mengatasnamakan agama demi kepentingan politik dan lainnya.
Karena itu kepolisian harus bermitra dengan ulama. Kita bersama mengatasi yang namanya intoleransi, radikalisme, hingga terorisme," kata Kapolda.

Lebih lanjut, Kapolda juga mengatakan saat ini pihaknya sudah membentuk Polisi Santri, yaitu polisi yang memiliki basic agama yang baik dilatih untuk lebih mendalami agamanya.

"Untuk angkatan pertama ada 300 orang. Di mana di tiap-tiap Polres harus ada 15 personel Polisi Santri," ujarnya.

Salah satu tugasnya, kata Kapolda, adalah syiar atau dakwah, menjadi muazin, imam, atau khatib di masjid.

"Kami juga sudah membentuk Polwan Guru Ngaji Iqra atau Wanjiqra. Di mana setiap personelnya harus memiliki minimal 20 murid," kata dia.

Pihaknya juga membuka jalur khusus bagi santri yang hendak menjadi polisi. Bahkan, bagi santri yang hafiz Alquran atau yang pernah menjadi peserta MTQ mewakili kabupaten, provinsi, atau di tingkat nasional kami sediakan kuota khusus, ucapnya.

Sementara itu, KH Marfu Muhyidin Ilyas MA mengapresiasi kunjungan Kapolda ke pesantren-pesantren di Jawa Barat, khususnya ke Al Muhajirin.

"Dalam berdakwah, Al Muhajirin memandang pemerintah adalah mitra, karena itu dakwah harus disampaikan dengan ramah dan santun," kata Marfu.

Kedatangan Kapolda beserta rombongan, kata Marpu, mampu membangun hubungan solid dengan pesantren sehingga terciptanya ukhuwwah yang baik pula dengan para ulama.

Pesantren dan kepolisian memiliki kesamaan yaitu menjadi pengayom dan pelindung masyarakat.

"Tugas polisi itu berat namun mulia. Dan tugas yang berat akan terasa berat bila dikerjakan sendiri, namun akan menjadi ringan apabila ada dukungan dan bantuan," ucapnya.(DeR)

Subscribe to receive free email updates: