Kerajinan 'Made In' Lapas Banyuwangi Tembus Korsel

Kerajinan 'Made In' Lapas Banyuwangi Tembus Korselanyuwangi (beritajatim.com) - Keterbatasan tak menyurutkan niat dan kreatifitas seseorang. Setidaknya itu yang tampak pada sejumlah warga binaan di Lembaga Pemasyarakan Kelas II B Banyuwangi ini.

Dalam ruang lingkup yang pengap itu, para penghuni Lapas justru mampu menghasilkan produk yang berharga. Bahkan, karya tersebut  mampu menembus pasar mancanegara.

Dalam kesempatan ini, produk yang dihasilkan oleh para warga ini akan dikirim ke Busan, Korea Selatan. Pelepasan hasil karya sebanyak satu kontainer itu disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Selasa (7/3/2017).

"Hasil kerajinan para warga binaan Lapas Banyuwangi tersebut membuktikan kalau sebenarnya mereka memiliki sisi positif disamping image negatif yang melekat. Pada saat diberikan kesempatan mereka ternyata mampu menghasilkan karya yang tidak hanya bermanfaat tapi
juga bernilai ekonomis," ungkap Wabup Yusuf.

Wabup berharap, dengan kegiatan ini akan menumbuhkan kemandirian dan optimisme warga binaan untuk berkiprah di masyarakat lewat ketrampilan yang dimiliknya.

"Selama ini persepsi orang warga lapas tidak produktif, ekspor kerajinan ini membuktikan sebaliknya. Saat keluar dari Lapas sudah punya mandiri," ujarnya.

Sementara itu Kepala Lapas Banyuwangi Harimin mengatakan produk kerajinan warga binaan yang diekspor adalah berbagai peralatan makan khas Korea yang terbuat dari kayu. Seperti piring, mangkuk, tempat nasi, dan baki. Jumlahnya mencapai 12.572 buah item.

"Kegiatan Ekspor ini yang pertama ke Korea Selatan. Semua barang itu kami kirim menggunakan satu  kontainer. Sebelumnya sudah ekspor secara rutin satu bulan sekali ke Jepang." kata Harimin.

Harimin menjelaskan, awalnya Lapas bekerjasama dengan pihak ketiga untuk membekali warga binaan kelas II B tersebut dengan ketrampilan kerajinan tangan. Melihat hasil warga binaan yang dinilai baik dan berkualitas, pihak ketiga pun mempercayakan pengerjaan produk-produknya kepada warga Lapas.

"Mereka ini mengerjakan semua proses pembuatan kerajinan mulai dari bahan baku berupa kayu hingga mencapai produk jadi 80 persen. Untuk penyempurnaannya dilanjutkan oleh mitra Lapas," beber Harimin.

Harimin menambahkan, saat ini ada 740 warga binaan yang ada di Lapas Banyuwangi. Setiap orang warga binaan mendapatkan upah sebesar Rp600 - Rp800 untuk satu barang yang dikerjakan. Dalam sehari per orang bisa menyelesaikan 60 kerajinan.

"Penghasilannya lumayan lah buat mereka, bisa lebih mandiri meskipun di Lapas, tidak tergantung dari orang lain," ujarnya.

Selain melepas ekspor kerajinan tangan, wabup Yusuf juga membuka kursus Bahasa Inggris perdana yang digelar Lapas. Kursus ini diikuti 148 warga binaan dan 37 petugas Lapas. [rin/suf]

Subscribe to receive free email updates: