Puluhan Tenaga Asing Tinggalkan Freeport dan Saatnya Pemerintah Ambil Alih Emas Kita

Timika, infobreakingnews - Gejola Freeport di Ambon manise terus bergejolak, membuat aktivitas tinggi di Kantor Imigrasi Kelas II Tembagapura siap mengantisipasi setiap hal yang sangat mendadak dan melaporkan bahwa hingga kini sudah lebih dari 20 pekerja asing (ekspatriat) yang bekerja di perusahaan-perusahaan kontraktor PT Freeport pergi meninggalkan Timika, Papua, untuk kembali ke negara asal mereka.
Kepala Kantor Imigrasi Tembagapura Jesaja Samuel Enock di Timika, Minggu (19/2), mengatakan sebagian dari pekerja asing yang sudah meninggalkan area pertambangan PT Freeport itu ada yang terkena dampak pengurangan tenaga kerja dari perusahaan tempat mereka bekerja.
"Ada yang kontrak kerjanya sudah selesai kebetulan bertepatan dengan momentum pengurangan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan kontraktor PT Freeport. Tapi ada juga yang terkena dampak langsung dari persoalan yang kini terjadi di PT Freeport," kata Samuel.
Menurut dia, pekerja asing yang sudah hengkang itu semuanya bekerja di perusahaan-perusahaan kontraktor serta privatisasi PT Freeport.
Ada pun pekerja asing permanen PT Freeport yang bekerja di kawasan pertambangan di Tembagapura, Mimika, Papua, hingga kini belum ada yang diberhentikan atau dipulangkan kembali ke negara asalnya.
Bupati Mimika Eltinus Omaleng mengakui kini PT Freeport Indonesia dan sejumlah perusahaan privatisasi serta kontraktornya mulai memulangkan para pekerjanya, termasuk tenaga kerja asing dari berbagai negara.
Sesuai laporan dari Dinas Tenaga Kerja setempat, katanya, kebijakan merumahkan dan Pemutusan Hubungan Kerja/PHK karyawan PT Freeport maupun karyawan perusahaan kontraktor serta privatisasinya terus berlangsung sejak Freeport tidak lagi mendapatkan izin ekspor konsentrat pada 12 Januari 2017.
"Laporan dari Dinas Tenaga Kerja, karyawan yang sudah di-PHK sekitar 300-an orang. Khusus karyawan permanen Freeport diberi kebijakan untuk dirumahkan. Karyawan yang pulang cuti diminta tidak boleh kembali ke Timika untuk bekerja sampai perusahaan normal kembali. Setiap hari ada sekitar 30-500 karyawan yang dipulangkan. Kalau ditotal, jumlahnya sudah lebih dari 1.000 orang yang dirumahkan dan di-PHK," kata Bupati Omaleng usai menerima ribuan karyawan yang menggelar aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Mimika di Timika, Jumat (17/2).
Tenaga Kerja asing yang bekerja di PT Freeport selama ini didominasi oleh tenaga kerja asal Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, dan Filipina.
Pemerintah sudah saat untuk segera mengambil alih semua kegiatan tambang emas yang luar biasa ini menjadi aset anak bangsa, karena selama puluhan tahun ini hasil emasnya terus diangkut ke Amerika dan Indonesia tetap gigit jari. *** Fredrick Wijaya.

Subscribe to receive free email updates: