PERAWANGPOS -- Calon Gubernur DKI dengan nomor urut 3, Anies Baswedan, buka-bukaan menceritakan kedatangannya ke markas FPI. Anies mengaku, kedatangannya ke markas FPI adalah atas undangan diskusi yang diadakan oleh ormas pimpinan Habib Rizieq tersebut.
"Saya menempatkan semua sama. Warga Jakarta berhak mendapatkan kesempatan berdialog dengan calon gubernurnya," ujar Anies sambil tersenyum.
Tema yang diangkat dalam diskusi tersebut terkait tentang pemikiran-pemikiran agama.
Anies mengaku cukup kaget dengan diskusi yang diadakan itu. Karena paper diskusi yang disiapkan sangat serius dan tidak main-main. Sepertinya bahan diskusi nya dibuat oleh doktor atau profesor. Mantan menteri ini mengaku terkesan dengan diskusinya.
"Pembicaranya doktor dan profesor. Saya lihat papernya ini berat bener (bahan diskusinya). Saya kagum. Saya melihat ada 13 halaman dengan 6 catatan kaki. Kalau Anda seorang akademisi dan membuat paper 13 halaman dengan 6 halaman catatan kaki, Anda sedang menyampaikan pada audiens ada bahwa yang saya kutip punya referensi. Tidak ada hal yang ditulis tanpa dasar. Dahsyat, serius. Tidak ada spekulatif dimasukkan" kata Anies takjub.
Para penanya banyak bertanya tentang pemikiran Anies Baswedan.
"Mereka tanya, Pak Anies, Anda disebut Syiah, Anda disebut JIL, Anda disebut Wahabi. Di diskusi itu saya ditanya," cerita Anies.
"Saya jawab Saya Ahlussunnah wal jama'ah. Saya bukan Syiah, bukan anggota JIL dan bukan Wahabi. Kebetulan ada buku berjudul 50 tokoh liberal Indonesia dan saya tidak ada di situ," jawabnya Anies lagi.
"Pakar pembuat buku saja tidak memasukkan nama saya di situ, berarti saya bukan. Itu hanya karena saya rektor paramadina sehingga dikaitkan dengan JIL," imbuhnya.
Anies sering merasa difitnah ketika tuduhan itu dituding kearahnya ; sebagai anggota JIL, Syiah dan Wahabi. Namun di sisi yang lain, Anies merasa lucu dengan fitnah tersebut. Karena Syiah dan Wahabi saling bermusuhan.
"Saya katakan di situ, dan semua tertawa. Lucu saja. Syiah dan Wahabi itu kan saling bermusuhan, tapi dua-duanya di tujukan saya, kan lucu,"
Anies masih ingat betul, fitnah itu dilancarkan ketika pertarungan Pemilihan Presiden 2014 yang lalu, dimana saat itu Anies menjadi pendukung dan Timses Jokowi JK.
"Ini mesin produksi fitnah yang luar biasa." Kenang Anies.
Anies juga merasa aneh dengan tuduhan banyak pihak perihal kehadirannya dalam diskusi bersama FPI. Kehadirannya dalam diskusi tersebut tak perlu diperdebatkan. Sebab kebebasan berkumpul dan berdiskusi dijamin dalam undang-undang. Bahkan sampai ada yang menganggap kehadirannya dalam diskusi tersebut telah merusak tenun kebangsaan. Ini aneh dan sangat berlebihan, jelas Anies.
Anies balik menuding orang yang sinis dengan kedatangannya ke markas FPI adalah lawan politik yang sedang berusaha menjatuhkannya.
"Namanya juga sedang musim kampanye, ada pihak lain yang men-smash dengan berbagai cara. Tugas kita mengembalikan smash," katanya tertawa.
Sumber : intelijen