[portalpiyungan.com] Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta masyarakat tidak mengaitkan kejadian penayangan konten dewasa melalui videotron atau LED dengan kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
Menurut dia, penayangan video yang mengandung unsur pornografi itu merupakan peristiwa yang dapat terjadi dimana saja akibat ulah peretas (hacker), sehingga jangan dihubung-hubungkan dengan kampanye atau upaya menyerang Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang juga akan maju dalam Pilkada DKI.
"Saya tidak setuju mengaitkan videotron ini dengan Pak Basuki maupun pilkada," ujar Anies usai bersilaturahmi dengan kader pelopor perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta, Sabtu 1 Oktober 1016.
Masalah penayangan konten dewasa dalam ruang publik itu dinilai dia sebagai peristiwa mikro yang penanganannya harus dilakukan di level paling rendah yaitu manajemen.
Anies mengaku siap membela Basuki jika pria yang karib disapa Ahok itu dituding sebagai pihak yang bersalah atas kasus yang menghebohkan tidak hanya publik nasional tetapi juga dunia.
"Pak Basuki tidak ada urusan dengan kejadian ini, jangan dikaitkan dan disalahkan. Dalam hal ini saya ikut membela Pak Basuki," tutur mantan Menteri Pendidikan Nasional ini.
Ke depannya, Anies berharap keamanan dan pengawasan videotron di ibu kota lebih ditingkatkan, serta memastikan ada mekanisme pelaporan yang cepat sehingga peristiwa serupa tidak terulang kembali.
Pada Jumat, 30 September 2016 sekitar sebuah videotron yang berlokasi di perempatan Jalan Wijaya- Jalan Pangeran Antasari, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menayangkan konten dewasa.
Masyarakat yang berada di sekitar lokasi pun segera mematikan saklar listrik yang berada di tiang reklame untuk menghentikan tayangan tidak senonoh tersebut.
Berdasarkan stiker Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta yang terpasang pada billboard LED tersebut, reklame itu merupakan produk dari PT Transito Adiman Jati atau Transito Advertising yang akan habis pajaknya pada 29 Oktober 2016.
Dari keterangan yang berhasil dikumpulkan, pihak PT Transito Adimas, perusahaan yang mengelola tayangan di videotron tersebut, mengatakan bahwa konten porno tersebut bukan karena kesengajaan. Mereka yakin bahwa konten videotron tersebut di-hack.
"Ini di luar dugaan, tentu problem buat kita. Kita sudah melaporkan ke polisi. Saat ini teman-teman sudah berada di Polda. Kita ingin segera terlacak, karena kami meyakini ini bukan ulah kita. Istilahnya di-hack," ujar juru bicara PT Transito Adiman Jati, Widi Krastawan di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Jakarta, Jumat 30 September 2016.
PT Transito Adiman Jati sendiri merupakan anak perusahaan Kompas Gramedia Group.
Menanggapi isu peretasan ini, Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat sendiri tidak percaya dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak PT Transito Adiman Jati, yang mengatakan bahwa kejadian videotron porno tidak disengaja. Djarot juga tidak yakin bila konten videotron tersebut di-hack.
"Kalau di-hack siapa yang makai, siapa yang masukan itu. Itu tidak bisa di-hack, itu masih manual. Disengaja itu, human error, itu kesalahan manusia. Ini disengaja," ucapnya.
Seorang Netizen, @IpungLombok ikut urun pendapat dan menyatakan bahwa videotron tersebut tak mungkin diretas.
"Bagaimana mau dihack, lah wong offline. ini disengaja utk angkat popularitas petahana seolah olah kerjaan lawan...", tulisnya Ahad, 2 Oktober 2016, dini hari.
Saat ini penyelidikan terkait penayangan konten pornografi itu sudah ditangani pihak kepolisian.