Berita Metropolitan – Presiden Joko Widodo mengaku hanya bisa geleng-geleng
melihat perkembangan media sosial khusus di Tanah Air. Sebab, kehadiran
media sosial secara tak langsung telah mengikis identitas, karakter,
nilai keindonesian, sopan santun, optimisme, kerja keras, saling
menghormati serta nilai-nilai Islami.
"Kalau kita lihat di media
sosial, Twitter, Instagram, komentar-komentar di media online, saling
menghujat, merendahkan orang lain, saling mengolok. Apakah itu nilai
Islami Indonesia," kata Jokowi, demikian dikutip dari Antara, Senin
(19/9).
Hal itu dia sampaikan saat menghadiri syukuran peringatan 90 tahun Pondok Modern Gontor di Ponorogo, Jawa Timur.
Keadaan
ini, katanya, tak pernah terjadi pada 40-50 tahun sebelumnya. Itu
sebabnya, haruslah disikapi serius semua pihak terkait. Termasuk kiai
dari pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia.
"Bapak ibu
silakan melihat medsos kita, begitu nilai-nilai yang saya sampaikan tadi
kelihatanya sudah mulai hilang. Dan kita belum kita bicara nilai-nilai
kerja keras, optismisme, perjuangan," katanya.
"Baca
komentar-komentar sedih kalau kita buka, saling hujat disitu, saling
memaki. Saya yakin bukan nilai-nilai kita, ada nilai-nilai yang tidak
sadar masuk menginfiltrasi kita dan itulah yang akan hilangkan karakter
kita, identitas dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia,"
sambungnya.
Permasalahan ini sudah dia diskusikan dengan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Bagaimana caranya persentase
pendidikan etika, budi pekerti dan sopan santun bisa ditingkatkan di
bangku SMP dan SD.
"Kemarin sudah disampaikan 'fullday school'
dan akan dicoba di beberapa provinsi untuk menambakan hal-hal nilai.
Tanpa itu identitas kita akan hilang," jelasnya.
Dalam
kunjungannya ke Pondok Modern ini, Presiden juga meresmikan Gedung Utama
Universitas Darussalam dan meletakkan batu pertama pembangunan menara
Masjid Pondok Gontor.(merdeka.com)
Source link